Google Bard yang merupakan pesaing dari ChatGPT memiliki beberapa fitur baru, antara lain kemampuan chatting dalam lebih dari 40 bahasa, termasuk bahasa Indonesia.
Dengan kemampuan ini, apakah Google Bard bisa mengungguli ChatGPT?
Komentar dari Digitaltrends, Jumat (14/7/2023), Selain bisa berkomunikasi lebih dari 40 bahasa, dengan Gogle Bard Anda juga bisa menggunakan gambar sebagai panduan.
Untuk mendengar apa yang dikatakan chatbot, cukup masukkan pertanyaan, tunggu jawaban, dan pilih ikon suara.
Selain Samsung, berikut daftar perusahaan yang melarang penggunanya menggunakan ChatGPT
Untuk penggunaan gambar sesuai permintaan, fitur ini menggunakan Google Lens dan saat ini hanya tersedia dalam bahasa Inggris, tetapi Google berencana untuk segera memperluasnya ke bahasa lain.
Akankah trik baru ini membantu Google Bard mendekati kualitas ChatGPT? Dia masih perlu melihatnya. Namun, menarik untuk melihat apa yang dilakukan pengembang AI untuk mencoba dan mengalahkan persaingan di persaingan yang semakin ketat.
Di dunia kecerdasan buatan atau AI chatbots, ChatGPT OpenAI tidak diragukan lagi adalah yang paling populer. Tapi Google Bard sedang naik daun dan memiliki kekuatan untuk berbicara.
Sebaliknya, ChatGPT yang popularitasnya memuncak pada akhir 2022 hingga awal 2023, kini mengalami penurunan peminat.
Menurut Washington Post, pada Juni 2023 terjadi penurunan lalu lintas seluler dan desktop ke situs web ChatGPT. Tingkat diskonto mencapai 9,7% di seluruh dunia.
Angka ini berasal dari data dari perusahaan riset internet, Similarweb. Ini adalah pertama kalinya ChatGPT mengalami penurunan jumlah pengguna.
Sensor Tower sebelumnya melaporkan terjadi penurunan unduhan ChatGPT di iOS pada Juni 2023.
Selain pengurangan lalu lintas, ChatGPT menyimpan banyak masalah terkait kebijakan front-end saat ini. Baru-baru ini, komedian Sarah Silverman mengajukan gugatan terhadap OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, dengan tuduhan pelanggaran hak cipta atas bukunya.
Silverman adalah satu dari tiga penulis yang menggugat OpenAI. Penggugat menuduh bahwa ChatGPT, atas permintaan, akan memberikan ringkasan layanan mereka.
Penggugat berpendapat bahwa ini adalah pelanggaran hak cipta karena mereka tidak mengizinkan dokumen mereka diposting di ChatGPT.