Kemoembolisasi transarterial atau TACE adalah prosedur invasif minimal yang digunakan untuk mengobati kanker hati.
Prosedur ini biasanya dilakukan pada pasien dengan kanker hati yang tidak dapat dioperasi atau mereka yang sedang menunggu donor hati untuk transplantasi hati. Lalu berapa tingkat keberhasilannya?
Spesialis Radiologi Konsultan Radiologi Rumah Sakit Santosa Bandung Pusat (RS Santosa Kebonjati) dr. Eppy Buchori AK, Sp. Rad (K) mengatakan bahwa penyakit liver atau liver adalah kanker yang berasal dari sel-sel hati.
Kanker ini bisa berasal dari sel hati atau penyebaran sel kanker dari organ lain seperti usus, kulit atau payudara. “TACA adalah upaya pengobatan, Anda tidak mengobati.
Sekitar 70% pasien akan membuat kanker dari situasi kanker. Pasien juga dapat memperoleh manfaat dari peningkatan hidup dan kualitas hidup,” kata Eppy kepada “PR”.
Eppy mengatakan RS Santosa Bandung Pusat memiliki metode pengobatan minimal invasif untuk pasien kanker hati. Perawatan ini dilakukan dengan prinsip tindakan memperkecil luka sayatan.
Perawatan ini didukung oleh akses ke peralatan substraksi digital (DSA), yang digunakan untuk memandu transarterial chemoembolization (TACE) pada kanker hati, sebagai perawatan invasif minimal. TACE adalah prosedur yang menggabungkan embolisasi dan kemoterapi.
Tindakan ini dilakukan dengan menyuntikkan obat kemoterapi ke area kanker dan memblokir aliran darah ke sel kanker di hati. TACE sering digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk kanker hati karena dapat menghambat pertumbuhan tumor.
Selain itu, karena TACE menargetkan sel tumor secara langsung, risiko efek sampingnya lebih rendah dibandingkan pengobatan kanker lainnya. Perawatan terkecil seperti kanker memiliki risiko dan rasa sakit yang lebih rendah dibandingkan dengan operasi.
Dalam banyak penelitian, sistem membuatnya kecil yang dapat mengurangi kebingungan dan pendapatan setelahnya. “Tase telah dilakukan sebelum wilayah wilayah hati, tampaknya tidak valid. Namun, bukti hati berputar lagi,” kata EPPSP.
Namun, Eppy mengatakan ada beberapa efek samping yang mungkin dialami pasien setelah prosedur TACE, seperti nyeri, mual, muntah, dan demam ringan.
Ini dikenal sebagai sindrom postembolisasi.
Untuk alasan ini, pasien harus tinggal di rumah sakit selama satu atau dua hari sampai gejala tersebut hilang.
Namun, proses pemulihan pasien yang menjalani metode pengobatan ini lebih cepat dibandingkan dengan tindakan pengobatan lainnya. “TACE merupakan upaya pengobatan kanker yang meliputi kemoterapi. Pemerintah melalui BPJS Kesehatan menanggung biaya kemoterapi bagi yang ikut serta,” ujarnya.
Identifikasi gejalanya
Saat ini, penyebab kanker hati tidak diketahui. Meski penyebabnya belum pasti, banyak kondisi yang bisa meningkatkan risiko terkena kanker hati.
Kondisi tersebut antara lain penyakit kronis seperti hepatitis B atau hepatitis C; adanya kondisi medis tertentu seperti diabetes, lupus atau obesitas (obesitas); minum berlebihan; kebiasaan buruk merokok; dan paparan bahan kimia yang berlebihan seperti arsenik, vinil klorida, dan trikloretilen.
Gejala yang sering dialami pasien sebelum diagnosis antara lain nafsu makan menurun, mudah kenyang meski makan sedikit, gas, mual, dan sering muntah. Eppy mengatakan, kanker hati juga dapat menimbulkan banyak komplikasi, seperti penyebaran kanker ke organ lain, terutama tulang dan paru-paru.